Awalnya, banyak orang yang tidak mengetahui perubahan hari libur ini, sampai beritanya dimuat di sebuah koran lokal dan langsung memicu reaksi keras dari kelompok-kelompok sayap kiri di AS. Mereka mengecam dan mengkritik serikat pekerja dan perusahaan Tyson Foods yang telah memberikan hak libur saat hari raya Idul Fitri bagi para pekerja yang Muslim. "Serikat pekerja itu ada di AS, negara yang berbasiskan kekristenan. Anda menyebut diri Anda orang Amerika? Apa Anda sudah lupa dengan serangan 11 September?" tulis seseorang yang tidak diungkap jati dirinya pada organisasi Serikat Pekerja tersebut seperti dilansir surat kabar New York Times.
Ada juga yang menulis, "Anda tidak punya hak untuk mengubah Hari Buruh. Para pekerja Muslim harus mengikuti aturan Hari Buruh dalam kehidupan mereka, jika mereka ingin tinggal di Amerika." Selain mengecam, kelompok sayap kiri, para blogger anti-imigran dan komentator dari kelompok konservatif juga menyerukan boikot terhadap perusahaan Tyson Foods. Meski mendapat kecaman, Presiden Serikat Pekerja Department Store, Grosir dan Eceran Stuart Appelbaum tetap mempertahankan keputusannya. "Kami yang beraktivitas di gerakan buruh meyakini bahwa serikat-serikat pekerja hanya akan kuat jika semua pekerjaan memberikan perlindungan pada kemuliaan semua agama, termasuk umat Islam, " tukas Appelbaum yang juga menjadi Presiden Komite Buruh Yahudi. "Apa yang kami negosiasikan adalah keinginan dari para pekerja, " sambungnya.
No response to “Berikan Hak Libur Idul Fitri, Sebuah Perusahaan AS Diancam Diboikot”
Post a Comment