Tuesday, September 30, 2008

Gus Nuril : Rizieq munafik!


Pasca bentrokan di depan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat 25 September 2008, Ketua FPI Habib Rizieq menyatakan FPI dan NU bersaudara. Menurut Gus Nuril, itu pernyataan munafik! "Jika sudah tahu saudara, jika sudah ada tulisan banser di kaos seharusnya jangan diajak ribut. Sudah tulisannya banser dan di luar kenapa masih digebuk? Itu munafik! Mulut dan hatinya tidak sama," kata Pimpinan Ponpes KH Abdurrahman Wahid, Gus Nuril usai acara Kongkow Bareng Gus Dur di Teater Utan Kayu, Jakarta, Sabtu (27/9). Gus Nuril bahkan mengharapkan Rizieq agar melakukan tindakan-tindakan terhormat yang tidak membuat malu umat Islam. "Ya saya anggap Habib Rizieq orang terhormat," ujar Gus Nuril. Sedangkan alasan Nuril membela M Guntur Romly karena dia merupakan pengurus NU di Mesir sebanyak dua periode. Sehingga, Banser berkewajiban menjaganya dan mengamankan selembar rambutnya pun jangan sampai jatuh. "Karena singanya (Guntur) terancam, maka anak-anaknya ikut, jadi perlu dilindungi oleh Banser saya," imbuh Gus Nuril.

Anak buah Gus Dur ini juga menyatakan akan membawa anak buahnya ke Jakarta pada 12 Oktober 2008. Apa maksud kedatangannya? "Ya, datang saja. Sekali-sekali masa tidak boleh datang ke Jakarta," jawab dia. Gus Nuril mengelak jika kedatangan massanya guna menyambangi markas FPI. "Tidak, FPI terlalu kecil," tegasnya. Begitu juga soal kehadiran massanya pada persidangan lanjutan Habib Rizieq pada 12 Oktober, Gus Nuril hanya mengatakan, "Saya tidak ada urusanya dengan pengadilan!" tegas dia.
(Waspada)

Monday, September 29, 2008

1 Syawal 1429 Hijriyah Ditetapkan 1 Oktober 2008


Waktu 1 Syawal 1429 Hijriyah atau Hari Raya Idul Fitri tahun ini ditetapkan jatuh pada Rabu, 1 Oktober 2008. Ketetapan itu merupakan hasil Sidang Itsbat Departemen Agama (Depag) di Kantor Depag, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (29/9) petang. "Izinkan kami menetapkan 1 Syawal pada Rabu 1 Oktober 2008," kata Menteri Agama, Maftuh Basyuni, dalam Sidang Isbat itu yang juga dihadiri para pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam di Indonesia. Sebelumnya Ketua Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama M Mohtar Ilyas mengatakan, ijtima jelang Syawal terjadi pada Senin 29 September pukul 15.13 WIB. Saat itu, posisi hilal di bawah ufuk.

"Berdasarkan keputusan dari (Pengurus Pusat) Muhammadiyah dan almanak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama yang menyatakan 1 Syawal pada 1 Oktober 2008. Demikian juga dari dewan dakwah Islamiyah," katanya. Keputusan tersebut juga didasarkan atas tidak terlihatnya bulan (hilal) oleh para tim rukyatul hilal (pengamatan terhadap bulan) se-Indonesia. Dengan demikian, usia bulan Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari atau dikenal juga dengan istilah istikmal. Ketua Lajnah Falakiyah Pengurus Besar NU, KH A. Ghazalie Masroeri, yang juga hadir pada Sidang Itsbat itu, mengatakan bahwa hasil metode hisab (perhitungan astronomis) NU cocok dengan hasil rukyat.

Hisab NU cocok dengan rukyat (yang tak dapat melihat bulan) dan kehendak Allah. (kalimat ini) tidak boleh dibalik,” jelas Kiai Ghazalie—begitu panggilan akrabnya, di hadapan para peserta Sidang. Ia menambahkan, NU tak mengumumkan 1 Syawal 1429 Hijriyah meski sebelumnya sudah diketahui melalui metode hisab. “Ini merupakan sumbangsih NU pada bangsa dan negara. Meski sudah mengetahui hasilnya, tetapi NU tidak mengumumkannya sebelum ada keputusan resmi dari pemerintah,” pungkasnya. (NU)

Pemerintah: 1 Syawal Jatuh pada 1 Oktober


Jakarta - Pemerintah telah mengumumkan 1 Syawal 1429 akan jatuh pada 1 Oktober 2008. Dengan pengumuman ini, Hari Raya Idul Fitri akan dirayakan serempak. "Izinkan kami menetapkan 1 Syawal pada Rabu 1 Oktober 2008," kata Menteri Agama Maftuh Basyuni. Hal itu disampaikan Maftuh dalam sidang Isbat di kantornya, Jalan Pejambon, Jakarta, Senin (29/9/2008). Sebelumnya Ketua Badan Hisab dan Rukyat Departemen Agama M Mohtar Ilyas mengatakan, ijtima jelang syawal terjadi pada Senin 29 September pukul 15.13 WIB. Saat itu, posisi hilal di bawah ufuk.

"Berdasarkan keputusan dari PP Muhammadiyah dan almanak PBNU yang menyatakan 1 Ayawal pada 1 Oktober 2008. Demikian juga dari dewan dakwah Islamiyah," katanya. Selain itu, 25 peneliti juga menyatakan tidak bisa melihat hilal pada hari ini. (detiknews)

Monday, September 22, 2008

Pengetahuan Dasar Sholat Sunnah


Sholat sunnah sering pula disebut sebagai sholat tathawwu’ atau sholat nawafil. Sholat sunnah pada dasarnya bisa dilakukan secara mutlaq dua rakaat-dua rakaat kapanpun juga selain pada waktu-waktu yang dilarang untuk sholat. Disamping itu, terdapat pula sholat-sholat sunnah dengan tujuan khusus. Sholat-sholat tersebut adalah sebagai berikut :

Sholat Rawatib

Sholat rawatib ialah sholat sunnah yang dilakukan mengiringi sholat fardhu, baik sebelumnya (qabliyah) ataupun sesudahnya (ba’diyah). Sholat-sholat rawatib sunnah muakkadah adalah dua rakaat sebelum shubuh (memiliki keutamaan yang sangat besar), dua rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat sesudah zhuhur, dua rakaat sebelum ashar, dan dua rakaat sesudah maghrib. Khusus untuk dua rakaat sebelum shubuh, hendaknya dilakukan dengan singkat. Disamping itu terdapat pula sholat-sholat sunnah ghairu muakkadah, yakni dua rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat sesudah zhuhur, dua rakaat sebelum maghrib, dan dua rakaat sebelum isya’.

Sholat rawatib sangat penting kedudukannya karena ia dapat menyempurnakan sholat fardhu kita andaikata kurang sempurna kualitasnya.

Sholat Tahiyyatul Masjid

Sholat tahiyyatul masjid ialah sholat dua rakaat yang disunnahkan mengerjakannya ketika seseorang memasuki masjid, sebelum ia duduk.

Sholat Tahajjud

Sholat tahajjud atau sholat malam (qiyamul lail) merupakan sholat sunnah yang amat penting. Diantara yang membuktikan hal itu ialah bahwa ia dinashkan langsung oleh Al-Qur’an. Pertama, dalam QS Al-Muzzammil. Kedua, dalam QS Al-Isra’ : 79. Sholat malam merupakan sarana untuk memperkokoh kekuatan ruhiyah seorang muslim.

Diantara keistimewaan sholat malam ialah :

  1. Sholat malam akan menjadikan pelakunya kelak dibangkitkan oleh Allah di akhirat dalam kedudukan yang terpuji. Bisa pula Allah akan mengangkatnya suatu saat di dunia ini dalam kedudukan yang terpuji.
  2. Sholat malam merupakan sarana yang sangat tepat untuk bermunajat kepada Allah pada saat kebanyakan manusia terbuai dalam tidurnya.
  3. Sholat malam merupakan salah satu sarana untuk menggapai kasih sayang Allah, karena ia merupakan kebiasaan para nabi dan orang-orang shalih terdahulu.
  4. Sholat malam akan mendatangkan kepada pelakunya perkataan yang berat (bermakna dan mantap).
  5. Sholat malam sangat tepat untuk meminta pertolongan kepada Allah, terutama jika dilakukan pada sepertiga malam yang terakhir dimana saat itu merupakan saat dimana doa sangat mudah dikabulkan, karena Allah turun ke langit dunia dan menyeru,”Siapa yang memohon ampun akan Kuampuni. Siapa yang meminta akan Kuberi”.

Sholat tahajjud hendaknya dilakukan dua rakaat dua rakaat, dimulai dengan dua rakaat ringan. Jumlah rakaat keseluruhannya tidak dibatasi. Akan tetapi Nabi saw tidak pernah melakukan sholat malam lebih dari sebelas rakaat baik di bulan Ramadhan ataupun diluar bulan Ramadhan, berdasarkan hadits A’isyah ra. Akan tetapi kebiasaan Nabi ini tidak menunjukkan pembatasan atau larangan dalam melebihi jumlah tersebut, karena sholat sunnah secara umum tidaklah dibatasi selama tidak dilakukan pada waktu-waktu yang dilarang untuk sholat.

Sholat tahajjud bisa dilakukan kapan saja sesudah sesudah isya’ sampai tibanya waktu sholat shubuh. Akan tetapi waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang terakhir. Hendaknya sholat malam ini dilakukan sesuai dengan kemampuan. Apabila seseorang merasa sangat mengantuk, hendaklah ia tidur terlebih dahulu, baru kemudian menunaikan sholat malam. Nabi melarang sholat sunnah dalam keadaaan mengantuk karena dikhawatirkan pelakunya akan menggerutu dan mengucapkan sesuatu yang tidak baik dalam sholatnya sementara dia tidak sadar karena mengantuk.

Khusus selama bulan Ramadhan, umat Islam baik laki-laki maupun perempuan sangat didorong untuk menghidupkan malamnya dengan sholat malam (qiyam ramadhan) yang kemudian terkenal dengan sebutan sholat tarawih. Qiyam ramadhan bisa dilakukan sendiri-sendiri ataupun secara berjamaah. Akan tetapi menurut jumhur ulama, yang lebih utama adalah melakukannya secara berjamaah di masjid.

Sholat Witir

Secara bahasa, witir artinya ganjil. Sholat witir adalah sholat dengan jumlah rakaat ganjil yang dikerjakan sebagai penutup sholat-sholat dari pagi sampai malam. Sholat witir hukumnya sunnah muakkadah. Sebaiknya sholat witir dikerjakan tiga rakaat jika mendapatkan keluangan waktu, atau satu rakaat jika waktunya sempit.

Waktu sholat witir sama dengan waktu sholat malam, yakni sesudah isya’ sampai tibanya waktu shubuh. Sebaiknya, sholat witir dikerjakan sesudah sholat tahajjud. Tetapi, jika seseorang khawatir tidak akan bangun maka hendaknya ia melakukan sholat witir sebelum tidur. Jika nanti ternyata ia bangun malam dan melakukan sholat malam, maka ia tidak perlu melakukan sholat witir lagi.

Sholat Dhuha

Sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dilakukan pada waktu dhuha, yakni sejak naiknya matahari setinggi tombak (=tiga meter) sampai sebelum matahari berada tepat diatas kepala. Namun, waktu yang lebih utama ialah ketika panas matahari sudah terasa. Sholat dhuha dilakukan dua rakaat dua rakaat.

Sholat Gerhana

Sholat gerhana (sholat kusuuf) ialah sholat yang dikerjakan tatkala terjadi gerhana, baik gerhana bulan ataupun gerhana matahari. Beberapa kalangan membedakan nama sholat ini berdasarkan jenis gerhananya. Untuk gerhana bulan, sholatnya disebut sholat khusuuf. Adapun untuk gerhana matahari, sholatnya disebut sholat kusuuf.

Hukum sholat gerhana adalah sunnah muakkadah, untuk laki-laki maupun perempuan. Yang lebih utama ialah melakukannya secara berjamaah, meskipun tidak menjadi syarat. Hendaknya imam mengucapkan “Ashsholatu jaami’ah” sebelum sholat dimulai. Waktu sholat gerhana ialah semenjak terjadinya gerhana sampai gerhana itu selesai.

Menurut jumhur ulama, sholat gerhana adalah dua rakaat dimana pada setiap rakaat terdapat dua ruku’. Secara urut demikian : takbiratul ihram – membaca Al-Fatihah dan disunnahkan membaca ayat Al-Qur’an sesudah itu – takbir lalu ruku’ (disunnahkan memanjangkan ruku’) – berangkat berdiri dari ruku sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidahu; Rabbanaa wa lakal hamdu” sehingga berdiri dengan kedua tangan bersedekap – membaca Al-Fatihah dan disunnahkan membaca ayat Al-Qur’an sesudah itu – takbir lalu ruku’ (disunnahkan memanjangkan ruku’) – i’tidal sebagaimana pada sholat biasa – sujud – duduk diantara dua sujud – sujud – lalu beranjak ke rakaat kedua dengan cara yang sama seperti rakaat pertama. Dengan demikian keseluruhan sholat terdiri atas empat kali berdiri sambil membaca Al-Fatihah dan ayat Al-Qur’an, empat kali ruku’, dan empat kali sujud. [berdasarkan hadits A’isyah ra]

Disamping itu, saat terjadi gerhana hendaknya kita banyak mengucapkan dzikir, doa, dan istighfar.

Sholat Minta Hujan (Istisqa’)

Meminta hujan bisa dilakukan dengan cara-cara berikut :

  1. Dengan berdoa saja.
  2. Dengan berdoa pada khutbah Jum’at dan para jamaah mengamininya. [berdasarkan hadits riwayat Bukhari – Muslim].
  3. Dengan melakukan sholat istisqa’ – dan cara ini yang paling utama - sebagai berikut :

Sholat dua rakaat secara berjamaah. Pada rakaat pertama membaca Al-Fatihah lalu Surat Al-A’laa. Pada rakaat kedua membaca Al-Fatihah lalu Surat Al-Ghaasyiyah. Disamping sholat, terdapat pula khutbah, dimana begitu khutbah usai, semua orang membalik selendangnya : yang di kanan dipindah ke kiri dan yang di kiri dipindah ke kanan, lalu semuanya menghadap ke kiblat berdoa dengan suara yang dikeraskan sambil mengangkat tangan dimana punggung tangan mengarah ke langit. Jika belum melakukan sholat istisqa’ maka sesudah itu melakukan sholat. Sholat juga bisa dilakukan sebelum khutbah.

Sholat ‘Id

  1. Sholat ‘id hukumnya sunnah muakkadah.
  2. Waktu pelaksanaan sholat ‘id adalah sejak matahari naik setinggi tombak (=tiga meter) sampai menjelang matahari tepat berada diatas kepala.
  3. Hendaknya mandi sebelumnya, memakai minyak wangi, dan mengenakan pakaian terbagus yang ia miliki.
  4. Untuk sholat idul fithri hendaknya makan terlebih dulu, tetapi tidak halnya dengan sholat idul adhha.
  5. Sebaiknya sholat dilakukan di lapangan, kecuali jika ada udzur seperti hujan maka sholat bisa dilakukan di masjid.
  6. Hendaknya semua wanita dan anak-anak diajak serta.
  7. Berangkat dan pulang dengan melalui jalan yang berbeda.
  8. Sholat tidak usah memakai adzan, iqamat, dan tidak pula ucapan “Ashsholatu jaami’ah”.
  9. Disunnahkan bertakbir tujuh kali dengan mengangkat tangan setelah takbiratul ihram pada rakaat pertama, dan bertakbir lima kali dengan mengangkat tangan setelah takbir qiyam (takbir intiqal).
  10. Sholat ‘id tidak didahului dengan sholat sunnah baik sebelum ataupun sesudahnya.
  11. Sholat ‘id bisa dilakukan baik dengan berjamaah ataupun sendirian, baik di lapangan, di masjid, ataupun di rumah.
  12. Disunnahkan pula ada khutbah sesudah sholat ‘id.

Hukum Merokok Mirip Salat Tarawih


Kalangan kiai Nahdlatul Ulama di Jember, Jawa Timur, menilai fatwa tentang haram tidaknya merokok tergolong masalah khilafiyah (perbedaan pendapat dalam Islam). Karena itu, rencara Majelis Ulama Indonesia akan menelorkan fatwa haram, dinilai berpotensi menimbulkan kerugian ketimbang manfaatnya. "Perkara khilafiyah seperti rokok, tidak perlu diatur atau diperketat," kata Rois Aam Nahdlatul Ulama Jember, Kiai Haji Najmudin kepada Tempo. Najmudin yang memang gemar merokok itu, mengibaratkan mengkonsumsi rokok sama dengan jumlah rakaat dalam salat tarawih atau soal bunga bank. Menurut dia, banyak kiai yang memanfaatkan rokok sebagai alat 'memecahkan kebuntuan berpikir. "Kami tidak menemukan dalil larangan rokok di dalam Al-Quran maupun Hadis Nabi Muhammad SAW," katanya. Adapun dalih para antirokok, menggunakan akal dalam berargumentasi larangan merokok. "Bahasa arabnya rokok saja tidak ada. Tapi kalau MUI maunya tegas, sekalian saja haramkan para petani menanam tembakau dan menutup semua pabrik rokok," ujarnya.
Mustasyar (penasihat) NU Jember, Kiai Haji Hamid Hasbullah, meminta MUI tidak gegabah membuat fatwa. MUI harus mengkaji lebih dalam dari berbagai aspek seperti aspek sosial dan ekonomi. "Fatwa itu kan ujung-ujungnya bisa berimbas kepada petani dan kuli (buruh) pabrik rokok. Apa mereka juga akan dianggap makan barang haram?" tanya Hamid yang berhenti merokok sejak lima tahun lalu

Jika ada pabrik rokok tutup dan banyak pengangguran gara-gara larangan merokok, kemudian memicu kriminalitas, "Fatwa tersebut negatif." Kabupaten Jember merupakan salah satu pengahsil tembakau dalam jumlah besar. Lahan tembakau di Jember ribuan hektare. Berdasarkan data yang diperoleh Tempo dari Komisi Urusan Tembakau Jember pada 2007, ribuan areal tembakau itu sanggup memproduksi 4.575 ton tembakau Besno, 6.334 ton tembakau Kasturi, 2.185 ton tembakau rajang, 166 ton virginia, 125 ton tembakau white burley, dan tembakau bawah naungan sebanyak 1.378 ton. (Tempo)

Presiden SBY: Al-Quran Dorong Peradaban Yang Lebih Baik


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dalam acara peringatan Nuzul Quran di Masjid Agung Baitussalam Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (17/9) mengingatkan, Al-Quran mendorong terbentuknya peradaban manusia yang lebih baik melalui berbagai macam tuntutan. "Salah satu yang tertera dalam Alquran adalah pentingnya pendidikan untuk membentuk peradaban yang lebih baik. Ayat pertama dalam Al-Quran adalah Iqra atau bacalah," kata Presiden. Ia menjelaskan, membaca adalah salah satu cara manusia dalam mendapatkan ilmu dan ini berarti Al-Quran telah mendorong manusia untuk mencari ilmu guna menciptakan kehidupan yang lebih baik.


"Al-Quran juga mengajarkan kita agar menjadi umat yang terbaik dan utama. Caranya melalui berbuat kebaikan dan pandai bersyukur," kata Presiden. Presiden menilai, bangsa Indonesia harus bersyukur atas nikmat rasa aman dan damai yang saat ini berlangsung. Peningkatan pertumbuhan ekonomi serta perbaikan di sejumlah sektor lainnya juga harus memacu masyarakat untuk terus bersyukur. Pada bagian lain pidatonya, Kepala Negara mengingatkan umat Islam Indonesia harus mampu menghargai perbedaan dan mampu mengelola perbedaan tersebut dengan baik.


Dalam peringatan Nuzul Quran itu Departemen Agama secara resmi meluncurkan tafsir Alquran lengkap 30 Juz yang disusun selama lima tahun dan terdiri atas 10 jilid. Presiden secara simbolis menerima kitab suci terjemahan dan tafsir Alquran hasil tim Departemen Agama. (BimasIslam)

Umat Islam Pahami Al-Qur'an, Tak Sebatas Bacaan Saja


Ramadhan merupakan bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa, dan pada 17 Ramadhan itu pula Al-Quran sebagai petunjuk umat Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Ramadhan merupakan bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa, dan pada 17 Ramadhan itu pula Al-Quran sebagai petunjuk umat Islam diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Terkait amaliyah Ramadhan, Menteri Agama M. Maftuh Basyuni mengingatkan, umat Islam agar mempelajari dan menggali Al-Qur'an yang tak terbatas dalam konteks bacaan, akan tapi lebih pada pemahaman terhadap kandungan Al-Qur'an tersebut.

"Sebagai kitab suci bagi masyarakat yang berkebudayaan dan berperadaban maju, maka Al-Qur'an di dalamnya terdapat ayat kealaman (sciences), yang dapat dijadikan pedoman, motivasi, dan etika dalam berbagai rekayasa masyarakat (social engenering), rekayasa teknik (technical engenering)", katanya pada peringatan Nuzulul Qur'an 1429 H di Masjid Agung Baitussalam, Purwokerto, Jawa Tengah, Rabu malam. Menurutnya, rekayasa masyarakat dimaksudkan sebagai penciptaan tatanan kemasyarakatan sesuai dengan kondisi obyektif setiap komunitas masyarakat, dengan tetap bersendi kepada prinsip umum yang ditetapkan di dalam Al-Quran.

Maftuh mengatakan, sebenarnya substansi ajaran Al-Quran tidak dimaksudkan untuk menciptakan masyarakat yang seragam di seluruh belahan bumi sepanjang masa, akan tetapi memberi prinsip umum yang memungkinkan adanya pola keseimbangan hidup di dalam masyarakat. "Semua itu pada gilirannya dapat tercipta suasana ketentraman di bawah ridhaAllah mewujud di masyarakat, yaitu Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur, " ujarnya. Di samping itu, Menag menyatakan, Al-Qur'an memiliki karakteristik khas dan beda dengan dokumen lain yang merupakan kreasi manusia. Al-Qur'an memiliki dimensi historis, ruang dan waktu yang berbeda. Karena itu, bacaan terhadap Al-Qur'an membutuhkan pengetahuan yang bersifat interdisipliner, terutama dalam upaya menggali makna-makna yang terkandung di dalamnya.

Secara epistomologis, lanjutnya, Al-Qur'an merupakan kalam Ilahi yang diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril. Di mana salah satu fungsinya sebagai petunjuk bagi manusia, hudan li al-Nas dan orang-orang yang bertaqwa, terutama untuk membedakan antara yang baik dan buruk. Dalam kesempatan itu, Maftuh juga menyebutkan bahwa saat ini Depag telah berhasil melakukan penyempurnaan tafsir Al-Qur'an yang dikerjakan selama lima tahun. Sebanyak 30 juz dapat dibukukan sebanyak 10 jilid. Secara terpisah, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin mengungkapkan rasa senang karena semakin banyak orang yang "back to Al-Quran." "Kini makin banyak Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) yang didirikan di kampung-kampung, bahkan Al-Quran juga banyak dijadikan mahar, " katanya ketika menyampaikan tausiyah usai salat tarawih di masjid kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

Din juga menyebutkan, saat ini semakin banyak ilmuwan menjadikan Al-Quran sebagai sumber sains yang dikaitkan dengan ilmu pengetahuan mereka masing-masing. "Para ilmuwan tersebut mengaitkan Al-Quran dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari, " ujarnya. (Eramuslim)

Penentuan 1 Syawal 1429 H Disiarkan “Online”, Rabu


Mekanisme penentuan 1 Syawal 1429 H oleh Nahdlatul Ulama (NU) akan disiarkan secara ”online” melalui fasilitas telekonferensi di akun pbnu_online@yahoo.com pada Rabu (24/9) pukul 16.00-17.30 WIB, dari ruang redaksi NU Online, Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat. Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH Ghazali Masruri akan memberikan pengarahan langsung kepada pengurus NU di berbagai daerah dan pengurus Cabang Istimewa NU di luar negeri, juga secara interaktif akan menjawab pertanyaan umat Islam terkait persoalan penanggalan Hijriyah dalam NU. Direktur NU Online, Abdul Munim DZ menyatakan, banyak opini di tengah masyarakat yang perlu diluruskan oleh Lajnah Falakiyah. Pertama adalah anggapan bahwa dalam penentuan awal bulan Hijriyah atau Qamariyah NU hanya berdasarkan pada rukyatul hilal saja, atau pengamatan bulan sabit secara langsung.

Padahal NU juga melakukan hisab. Banyak sekali kita ilmu hisab yang telah ditulis oleh para sesepuh NU dan sekarang dipakai oleh para praktisi falak lintas organisasi. Nah dalam NU hisab hanya berfungsi sebagai pemandu saja, ketentuan akhir tetap pada rukyatul hilal,” katanya. Dalam telekonferensi tersebut, kata Mun’im, Kiai Ghazali akan mengurai dalil tentang keharusan rukyatul hilal dalam penentuan awal bulan kalender Hijriyah serta tatacara pelaksanaannya, juga hubungannya dengan metode hisab. ”Lajnah Falakiyah juga akan menyosialisasikan kembali metode Hisab Penyerasian yang pernah diterbitkan oleh PBNU yang merupakan pedoman bagi warga NU untuk mendapatkan hasil hisab yang paling akurat dan untuk menyelenggarakan rukyatul hilal serta teknis pelaporannya,” katanya.

Sementara itu dalam hal penetapan awal bulan, NU tidak akan mendahului sidang penetapan atau sidang istbat di Departemen Agama. NU hanya akan melakukan ikhbar sesaat setelah sidang itsbat selesai dilakukan di Departemen Agama. ”Dalam kesepakatan para pendiri NU dulu tentang waliyyul amri dloruriun bis syaukah atau pemerintah yang mempunyai kewenangan mutlak itu tidak hanya menyangkut pemerintahan dan qadli atau masalah peradilan agama saja, tetapi juga dalam hal penentuan awal Ramadhan dan Syawal, dan dalam hal ini dilaksanakan oleh Departemen Agama,” kata Mun’im. (NU)

Pesantren Anak Muslim Indonesia di Brisbane


"Apa itu puasa?" tanya Salim Darmadi, aktivis mahasiwa yang mengasuh Pesantren Kilat Ramadhan Perhimpunan Masyarakat Muslim Indonesia di Brisbane (IISB), kepada puluhan anak, Ahad pagi. Dengan antusias beberapa orang anak saling tunjuk tangan untuk menjawab pertanyaan. Seorang anak menjawab: "Puasa itu artinya menahan napsu makan dan minum, dan tidak boleh marah-marahan". Kegiatan yang berlangsung dua hari, yakni 21 September dan 28 September, di Musholla kampus Universitas Queensland (UQ) itu diikuti sedikitnya 25 anak berusia lima hingga 13 tahun. Sebanyak 18 orang di antaranya berusia 5-9 tahun, dan sisanya 10-13 tahun.

Setelah masing-masing anak diminta Salim memperkenalkan diri, kelompok anak berusia 5 - 9 tahun kemudian diberi pelajaran akhlak, acara berbuka bagi mereka yang masih latihan berpuasa, quiz Islami, pemutaran film Islami, membaca Al Qur`an dan menghapal surat-surat pendek Al Qur`an. Bagi para peserta berusia 10-13 tahun, mereka diberi materi pengenalan akidah dan shalat zhuhur maupun ashar berjamaah. Kegiatan pesantren kilat untuk anak-anak Indonesia yang tinggal di kota Brisbane dan sekitarnya itu merupakan program tahunan IISB di bulan Ramadhan. Selain menyelenggarakan pembinaan iman Islam untuk anak dan remaja, pengurus IISB juga menggelar acara berbuka puasa bersama setiap Sabtu selama Ramadhan 1429 Hijriah bagi komunitas Indonesia dan mancanegara, serta bekerja sama dengan pengurus Nadhatul Ulama di Australia menyelenggarakan pengajian dari tokoh NU. Acara pengajian itu akan diisi Ketua Pengurus Besar NU, KH. Said Agil Siradj, Selasa malam (23/9). (NU)

Thursday, September 18, 2008

Hukum Sutrah dalam Sholat


Sering kali kita lihat sebagian muslimin ketika shalat tidak menggunakan sutrah, atau bahkan mungkin mereka tidak tahu apa itu sutrah. Artikel ini membahas hukum sutrah dalam shalat.

Sutrah Dalam Sholat

1. Dari Ibnu `Umar radliallahu `anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kamu shalat kecuali menghadap sutrah (batas tempat sholat) dan jangan biarkan seorang pun lewat di depanmu, jika ia enggan maka perangilah karena bersamanya ada qarin (syaitan)." (HR. Muslim dalam As-Shahih no. 260, Ibnu Khuzaimah dalam As-Shahih 800, Al- Hakim dalam Al-Mustadrak 1/251 dan Baihaqi dalam As-Sunan Al- Kubra 2/268)

2. Dari Abu Said Al-Khudri radliallahu `anhu ia berkata: Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: "Jika shalat salah seorang diantara kalian, hendaklah shalat menghadap sutrah dan hendaklah mendekat padanya dan jangan biarkan seorangpun lewat antara dia dengan sutrah. Jika ada seseorang lewat (didepannya) maka perangilah karena dia adalah syaitan." (HR. Ibnu Abi yaibah dalam Al-Mushannaf 1/279, Abu Dawud dalam As-Sunan 297, Ibnu Majah dalam As-Sunan no. 954, Ibnu Hibban dalam As-Shahih 4/48, 49-Al-Ihsan, dan Al-Baihaqi dalam As-Sunanul Kubra 2/267, sanadnya hasan) Di dalam riwayat lain (yang artinya): (Karena) sesungguhnya setan lewat antara dia dengan sutrah.

Mengomentari hadits Abu Said di atas As-Syaukani berkata: Padanya (menunjukkan) bahwa memasang sutrah itu adalah wajib. (Nailul Authar 3/2). Beliau juga berkata: Dan kebanyakan hadits- hadits (dalam masalah ini) mengandung perintah dengannya dan dhahir perintah (menunjukkan) wajib. Jika dijumpai sesuatu yang memalingkan perintah-perintah ini dari wajib ke mandub maka itulah hukumnya. Dan tidak tepat dijadikan pemaling (pengubah hukum) sabda shallallahu `alaihi wa sallam (yang artinya): Sesungguhnya tidak memudharatkan apapun yang lewat di depannya karena menghindarnya orang shalat dari perkara yang memudharatkan shalatnya dan menghindari hilangnya sebagian pahalanya adalah wajib atasnya. (As-Sailul Jarar 1/176)

Di antara perkara yang menguatkan wajibnya: Sesungguhnya sutrah merupakan sebab syari yang menyebabkan tidak sahnya shalat karena lewatnya wanita baligh, keledai dan anjing hitam sebagaimana telah sah yang demikian itu dalam hadits yang menyatakan larangan orang lewat di depan orang shalat, dan hukum-hukum lainnya yang berkaitan dengan sutrah. (Tamamul Minnah hal. 300)

5. Qurrah bin Iyas berkata: Umar melihatku sedangkan aku (ketika itu) shalat di antara dua tiang. Maka dia memegang tengkukku dan mendekatkan aku ke sutrah seraya berkata: Shalatlah menghadap kepadanya. (HR. Al-Bukhari dalam Shahihnya 1/577 [lihat pula Al-Fath] secara muallaq 3 dengan lafadz jazm (pasti datang dari Rasulullah, pent) dan disambungkan [sanadnya] oleh Ibnu Abi Syaibah di dalam Al-Mushannaf 2/370)

Al-Hafidz Ibnu Hajar berkata: Umar memaksudkan perbuatannya itu agar shalat (Qurrah bin Iyas) menghadap sutrah. (Fathul Bari 1/577)

6. Dari Nafi,ia berkata :Bahwa Ibnu Umar jika tidak mendapati tempat yang menghadap tiang dari tiang-tiang Masjid, lalu ia berkata padaku :Palingkan kepadaku punggungmu (untuk dijadikan sutroh,pent).(Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 1/279 dengan sanad shahih).

7. (Dalam suatu riwayat) bahwa Salamah bin Al-Akhwa meletakkan batu di tanah.Jika dia mau mengejakan Sholat ,dia menghadap kepadanya.(Ibnu Syaibah di dalam Al-Mushannaf 1/278)

8. Dari Ibnu Abbas r.a. Aku memasang tongkat di depan Rosulullah SAW ketika di Arafah.Beliau sholat menghadapnya dan keledai lewat dibelakang tongkat.(Ahmad dalam Al-Musnad 1/243,Ibnu Khuzaimah dalah As-Shahih 840,Thabari dalam Al-Mujamul Kabir 11/243 dan sanad dari Imam Ahmad:hasan)

TENTANG JARAK KITA DENGAN SUTROH

9. Diriwayatkan bahwa :Rasulullah SAW berdiri di dekat tabir.Jarak antara beliau dengan tabir itu ada 3 hasta (HR.Bukhari dan Ahmad)

10. Diantara tempat sujud beliau dengan dinding ada tempat berlalu kambing (H.R Bukhari dan Muslim)

11. Beliau bersabda :Apabila salah seorang di antara kamu sholat menghadap tabir, maka hendaklah ia mendekatkan dirinya kepada tabir itu, sehingga setan tidak memutuskan dia dari sholatnya . (Abu Daud Al-Bazzar (p.54 Az-Zawaid),Al-Hakim dan dishahihkan olehnya,dan disepakati oleh Adz-Dzahabi dan An-Nawawi)

BENDA-BENDA YANG BISA DIJADIKAN SUTROH

12. Dan kadangkala beliau menjadikan kendaraannya sebagai tabir,lalu sholat dengan menghadap kendaraannya itu. (H.R Bukhari dan Ahmad)

13. Hal ini berbeda dengan sholat di tempat berbaring unta .Karena beliau telah melarangnya (Muslim dan Ibnu Khuzaimah (92/2) dan Ahmad

14. Kadangkala :Beliau membawa semacam pelana ,lalu meluruskannya ,kemudian beliau sholat dengan menghadap kepada ujung pelana itu (H.R Bukhari dan Ahmad)

15. Rasulullah SAW bersabda : Apabila salah seorang diantara kamu meletakkan semacam ujung pelana di hadapannya,maka hendaklah ia shalat dengan tidak menghiraukan orang yang berlalu di belakangnya(ujung pelana itu) (H.R Mulim dan Abu Daud)

16. Diriwayatkan bahwa :Sesekali beliau shalat dengan menghadap ke sebuah pohon.(H.R NasaI dan Ahmad dengan sanad yang shahih).

17. Kadangkala beliau shalat dengan menghadap ke tempat tidur,sedangkan Aisyah r.a berbaring di atasnya -dibawah beludrunya- (Al Bukhari,Muslim,dan Abu Yala(3/1107 -Mushawwaratu l-Maktab)

18. Rasulullah SAW tidak pernah membiarkan sesuatu berlalu diantara dirinya dengan tabir.Dan pernah : Beliau shalat,tiba-tiba datanglah seekor kambing berlari di hadapannya,lalu beliau berlomba dengannya hingga beliau menempelkan perutnya ke tabir -dan berlalulah kambing itu di belakang beliau- (Ibnu Khuzaimah di dalam ash-Shahih (1/95/1),Ath-Thabrani(3/104/3),Al-Hakim dan dishahihkan olehnya,dan disepakati oleh Adz-Dzahabi.

PERINGATAN KERAS BAGI YANG MELANGGAR SUTROH ORANG YANG SHOLAT

19. :Sekiranya orang yang berlalu di hadapan orang yang shalat itu mengetahui apa yang akan menimpanya,niscaya untuk berhenti selama 40 tahun,adalah lebih baik baginya daripada untuk berlalu dihadapannya .(H.R Al - Bukhari dan Muslim,riwayat lainnya adalah riwayat Ibnu Khuzaimah(1/94/1)).

20. HAL-HAL YANG MEMUTUSKAN SHALAT

Rasulullah SAW bersabda: Shalat seorang laki-laki,apabila tidak ada semacam ujung pelana dihadapannya,maka akan diputus oleh :wanita -yang haid (atau balighah), keledai dan anjing hitam .

Abu Dzar berkata bahwasanya ia berkata,Wahai Rasulullah,apa bedanya antara anjing hitam dengan anjing merah ? beliau bersabda,Anjing hitam adalah setan . (H.R Muslim,Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah (1/95/2)

Artikel ini diketik ulang dari berbagai sumber seperti : 1. Kitab Al-Qaulul Mubin fi Akhtail Mushallin.Diterjemahkan oleh Suyuthi Abdullah 2. Kitab Sifat Sholat Nabi , oleh Syeikh Nashiruddin Al-Albani

Kapan sebuah hadits dikatakan sebagai hadits shahih?


Hadits ada yang shahih dan ada yang daif. Kriteria apa saja sehingga sebuah hadits dapat dikatakan sebagai hadits yang shahih? Berikut ulasan singkat. Untuk mengetahui apakah sebuah hadits merupakan hadits shahih atau hadits daif diperlukan sebuah ilmu yang dikenal dengan ilmu mustholah hadits. Banyak kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama ahli hadits yang membahas tentang ilmu mustholah hadits ini.

Untuk menyederhanakan pembahasan agama, sering yang kita baca atau dengar dari sebuah hadits hanya matan/isi dari sebuah hadits, padahal sebenarnya para ulama ahli hadits meriwayatkan tidak hanya matan/isi akan tetapi juga sanad/periwayatan (urutan periwayatan hadits dari Rasulullah saw atau sahabat sampai kepada para ulama penulis hadits). Jadi dalam teks hadits yang lengkap terdiri dari 2 bagian:
  • Sanad/periwayatan
  • Matan/isi
Dr. Mahmud Thahan dalam kitab beliau, Taisir Musthalah Hadits menjelaskan sarat-sarat sebuah hadits dihukumi sebagai hadits shahih.
  • Sanadnya tersambung, artinya setiap rawi mengambil haditsnya secara langsung dari orang di atasnya, dari awal sanad hingga akhir sanad

  • Adilnya para perawi, yaitu setiap periwayat harus: muslim, baligh, berakal, tidak fasik, dan tidak buruk tingkah lakunya

  • Dlabith, yaitu setiap rawi harus sempurna daya ingatnya, baik dalam hafalan atau catatan.

  • Tidak syadz, yaitu tidak menyilisihi dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang lebih tsiqah

  • Tidak ada illat, yakni haditsnya tidak cacat.

Sebagai contoh, sebuah hadits dalam Shahih Bukhari

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ جُبَيْرِ بْنِ مُطْعِمٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي الْمَغْرِبِ بِالطُّورِ

Telah bercerita kepada kami Abdullah bin Yusuf, yang berkata telah mengkabarkan kepada kami Malik, dari Ibnu Syihab, dari Muhammad bin Jabir bin Muth’im, dari bapaknya, yang berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw membaca surat At-Thur di waktu shalat maghrib” (HR. Bukhari, No 731)

Hadits diatas dihukumi sebagai hadits shahih karena:
  • Sanadnya tersambung, sebab masing-masing periwayat yang meriwayatkan telah mendengar haditsnya dari syaikhnya (gurunya). Sedangkan adanya 'an'anah yaitu Malik, Ibnu Syihab dan Ibnu Jabir termasuk bersambung karena mereka bukan mudallis

  • Para periwayat hadits diatas semuanya adil dan dlabith. Kriteria mengenai mereka (para perawi hadits) telah ditentukan oleh para ulama Jarh wa Ta’dhil, yaitu:
    -Abdullah bin Yusuf: orangnya tsiqah (terpercaya) dan mutqin (cermat)
    -Malik bin Anas: Imam sekaligus hafidz
    -Ibnu Syihab Az-Zuhri: orangnya faqih, hafidz, disepakati tentang ketinggian kedudukan dan kecermatannya
    -Muhammad bin Jabir: tsiqah
    -Jabir bin Muth’im: sahabat

  • Tidak syad, karena tidak bertentangan dengan perawi yang lebih kuat

  • Tidak ada illat (cacat) dalam hadits diatas
Untuk mengetahui keadilan dan kedlabithan para perawi dengan cara meneliti biografi mereka. Para ulama telah menulis biografi para perawi dalam kitab yang banyak, diantara kitab-kitab yang memuat biografi para perawi hadits yaitu:
  • Tarikh Kabir, karya Imam Bukhari. Kitab umum yang memuat para perawi tsiqah maupun yang dhaif

  • Al-Jarh wa ta’dhil karya Ibnu Abi Hatim. Kitab umum yang memuat para perawi tsiqah maupun yang dhaif

  • Al-Kamil fi Asmair Rijal karya Abdul Ghani. Kitab ini membahas perawi hadits yang terdapat dalam kitab Kutubus Sittah

  • Dan lain-lain

Ilmu Mustholah hadits hanya ada dalam agama Islam sehingga ajaran Islam dapat dijamin keasliannya secara ilmiah, alhamdulillah. Mudah-mudahan penjelasan ini tidak memuaskan sehingga pembaca semakin bersemangat untuk mengkaji lebih dalam

Referensi
Taisir Musthalahal Hadits, karya Dr. Mahmud Thahan
http://www.almeshkat.net/books/open.php?cat=9&book=2752

Sastra Al-Quran Tak Tertandingi Jenis Sastra Lainnya


Sastra Al-Quran hadir dalam bentuk puisi (syair) maupun novel (hikayat). Al-Quran telah memberi warna dan karakteristik yang tak tertandingi dalam kesusastraan dunia. Karena itu pulalah, ia disebut mukjizat terbesar. Pendapat tersebut diungkapkan Ust Akrom Jangka Dausat dalam Dialog Ramadhan di Riez Palace Hotel, Kota Tegal, Jawa Tengah, Ahad (14/9) kemarin. Secara kultural bangsa Arab pada masa jahiliyah, terkenal sebagai pecinta syair. “Bahkan, sebagai puncak pengakuan dipilih, Mu’allaqoh atas karya dan kualitas penyair dengan memampangkan karyanya di dinding Kakbah,” ujar Akrom.

Untuk menandingi para sastrawan Arab itu, Islam datang dengan Al-Quran yang bergaya bahasa sangat tinggi dan indah. Sentuhan-sentuhan syair-syair Arab pun akhirnya terpatahkan Al-Quran. Terbukti, tak seorang sastrawan Arab pun yang mampu membuat satu surat dari Al-Quran yang tingkat kesulitannya lebih rendah sekali pun. Tak heran jika Al-Quran menjadi pijakan wacana ideal karya sastra dan mengekspos diri sebagai sastra religius (Islami). Bila karya sastra terkadang diasumsikan sebagai representasi dan ekspresi isi jiwa pengarang, maka sastra Al-Quran adalah kualitas dan kapabilitas seseorang dalam berdialog dengan Tuhan. Namun, nilai sastra Al-Quran sangat elastis. Sehingga ia terjangkau oleh semua tingkat logika sesuai dengan kekuatan dan jauhnya muara logika itu. “Pasalnya, Al-Quran menjadi transfer bahasa Tuhan ke dalam bahasa manusia, karena sesungguhnya Al-Quran diciptakan untuk manusia,” pungkasnya. (NU)

Menjadi Shalihah, Itulah Peran Wanita


Menjadi muslimah yang shalihah adalah aplikasi peranan wanita dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Hal tersebut akan terwujud dengan memahami tugasnya sebagai mahluk individu, berkeluarga dan bermasyarakat. Demikian dikatakan Hannah Nur Shobahi, mahasiswi tingkat akhir jurusan Bahasa dan Sastra Arab di International Islamic Call College (IICC), Tripoli, dalam acara “Kongkow Ramadhan” Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Libia, Sabtu (13/9) lalu. Kongkow kali ini mengambil tema “Wanita; Individu, Agama Dan Masyarakat.” Acara diadakan di taman depan IICC, Tripoli.

Hannah Nur menyampikan pikirannya ketika menjawab pertanyaan, bagaimana peranan wanita dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Menurutnya kaum wanita mempunyai peran yang istimewa. “Salah satu tugas terpenting wanita adalah mencetak manusia-manusia masa depan yang shalih dan shalihah yang berguna bagi agama, bangsa, dan negara,” kata mahasiswi tingkat akhir jurusan Bahasa dan Sastra Arab ini. Pembicara lainnya, Fatimah Qurratu ‘Aini asal Pati Jawa tengah, mengatakan Stereotip yang mengatakan perempuan makhluk lemah, berada di bawah laki-laki, dan kurang banyak berperan dalam masyarakat sepertinya sudah terhapus. “Wanita bukanlah mahluk yang lemah (dlo’ifah), melainkan mahluk yang lembut (lathifah). Sejarah mencatat begitu banyak wanita yang mampu berdiri sendiri dan berhasil dalam kehidupannya. Walaupun lembut dan berperasaan, itu dikarenakan wanita memang didesain begitu rupa untuk mengemban tugas yang sangat mulia, yaitu menjadi seorang ibu yang mampu menciptakan kenyamanan bagi keluarganya,” katanya.

Wanita itu bagaikan rumput yang lembut, namun tak mudah tumbang oleh badai, jadi wanita itu lembut namun kokoh,” lanjut mahasiswi tingkat dua ini saat host Kongkow Ramadhan mengajukan pertanyaan apakah benar wanita identik dengan sifat lemah. Pembicara lain Aminah Abdul Muhith. Mahasisiwi tingkat akhir yang mengambil jurusan Ilmu Al-Quran ini mengomentari tentang ayat Qowwamah (kepemimpinan laki-laki). “Ayat tersebut sebenarnya kurang pas ditafsirkan sebagai legitimasi atas superioritas kaum Adam atas kaum Hawa dengan dalih keutamaan-keutamaan yang diberikan lebih pada laki-laki.” Aminah menjelaskan, ayat tersebut lebih pas jika dipahami sebagai ayat partnership antara kaum laki-laki dan wanita dalam mengisi kehidupan, sehingga nantinya dapat saling mengisi satu sama lain.

"Sejatinya kedua makhluk ini diberikan keutamaan masing-masing, salah satunya adalah laki-laki diberikan kekuatan pikiran (akal), dan wanita diberi ketajaman emosional (‘athifah),” katanya. (NU)

Nuzulul Quran Momentum Penting Raih Hikmah Ramadhan


Nuzulul Quran atau peristiwa penting penurunan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad merupakan momentum penting untuk mendekatkan diri kepada Allah. Peristiwa yang terjadi saat malam dalam sepertiga akhir Ramadhan itu selayaknya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk meraih hikmah puasa dan Al-Quran. Demikian diungkapkan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Sahal Mahfudh, pada pengajian Nuzulul Quran di Pondok Pesantren (Ponpes) Maslakul Huda, Pati, Jawa Tengah, Selasa (16/09) malam lalu. "Memperingati Nuzulul Quran merupakan gerbang untuk mencari berkah Al-Quran," ujar Kiai Sahal—begitu panggilan akrabnya.

Kiai Sahal menegaskan, sudah saatnya umat muslim memperkuat kembali semangat mempelajari Al-Quran beserta pemahaman tentang kitab suci. Ia menjelaskan, Al-Quran diturunkan dalam tiga tahap; pertama, diturunkan di Lauhul Mahfudh. “Pada kejadian ini, tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya,” ujarnya. Tahapan kedua, setelah dari lauhul mahfudh, Al-Quran diturunkan ke baitil izzah atau langit yang kelihatan manusia dari bumi (sama’ al-dunya). Pada tahapan ini, Al-Quran diturunkan secara serentak.

Tahapan terakhir, Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur berdasarkan asbab an-nuzul melalui perantara malaikat Jibril. “Inilah yang banyak diketahui umat muslim, sedangkan yang pertama dan kedua tidak banyak diinsyafi,” tandasnya. Karena itu, Kiai Sahal mengajak kepada santri yang hadir untuk khidmat mempelajari dan merenungi Al-Quran. “Saya berharap, di malam ini, dengan memperingati Nuzulul Quran, kita mendapat berkah dari Al-Quran,” pungkasnya. Pengajian itu digelar selama Ramadhan atau lebih dikenal masyarakat setempat dnegan istilah “posonan”. Selama posonan, kitab yang dikaji, antara lain, Rasail, Sabilul Adzkar wal I'tibar, At-Tibyan fii Adab Hamlatil Qur'an, Kitab Halal wal Haram. Tradisi posonan selalu diikuti santri dari berbagai daerah. (NU)

Tradisi ”Ziarah Kubur Plus-plus”


Tradisi ziarah kubur yang dikenal masyarakat Muslim Nusantara dapat dianggap sebagai ”ziarah kubur plus-plus”. Demikian dinyatakan oleh KH. Arwani Faisal dalam Pengajian Online di gedung PBNU, Jakarta (16/9). Bila dilihat dari sudut bahasa, ziarah artinya mengunjungi. Sementara hadits-hadits Rasulullah yang sampai pada masyarakat muslim Muslim hingga saat ini juga mengindikasikan ziarah sebagai sekedar mengunjungi, yang berfungsi untuk mengingatkan umat Islam kepada kematian dan rekam jejak orang-orang yang diziarahi. ”Kita melihat bahwa di Indonesia, umat Islam memiliki nilai plus dalam menziarahi makam leluhur mereka, yakni berkunjung, mendoakan dan bahkan mengaji serta berdzikir dengan menghadiahkan pahala kepada yang diziarahi,” ungkap Arwani.

Jaenuri, salah seorang peserta Pengajian Online dari Jepang menanyakan korelasi antara tabur bunga dan menyiramkan air yang biasa dilakukan oleh umat Islam Nusantara dengan teks hadits yang menceritakan tindakan Nabi menancapkan pelepah kurma di atas tanah kuburan salah satu sahabatnya. Arwani menjelaskan, hal tersebut hanyalah perbedaan teknis terkait kebiasaan menyangkut situasi alam saja. Karena di Arab waktu itu memang hanya ada pohon kurma, maka Nabi hanya menancapkan kurma, sementara Indonesia yang dipenuhi aneka warna bunga tentu saja memiliki tradisi tabur bunga. Namun keduanya memiliki substansi yang sama, yakni sebagai simbol mendoakan kepada si mayit, termasuk pula menyiramkan air dari kendi ke atas tanah pemakaman, terangnya. Wanita juga diperkenankan untuk berziarah kubur, bahkan wanita diperkenankan pula turut dalam upacara penyelenggaraan jenazah hingga ke pemakaman, asalkan ia mampu mengendalikan emosi dan tidak histeris.

Wanita boleh mengikuti jenazah sampai dikuburkan untuk mengenang jasa-jasa kebaikan si mayit selama hidupnya dan memberikan penghormatan terakhir.” Penjelasan merupakan jawaban dari pertanyaan Siti Nurbaya, peserta pengajian dari Palembang. Sedangkan mengenai tuduhan timbulnya fitnah jika para wanita berziarah ke kuburan yang terkait dengan ikhtilath (percampuran) antara lawan lelaki dan perempuan bukan muhrim dan terlihatnya aurat wanita oleh orang lain, terutama ketika berziarah ke makam para wali, tidaklah perlu disikapi berlebihan. ”Dalam kegiatan apa pun, ikhtilath dan mengumbar aurat (pakaian modis dan buka-bukaan) adalah haram dalam Islam. Jadi ini pembahasan lain yang tidak spesifik dalam masalah ziarah kubur,” jelasnya.

Sementara terkait kekhawatiran sebagian kalangan bahwa ziarah kubur dapat disalahartikan untuk meminta-minta kepada mayit, Arwani menjelaskan, ini merupakan kekhawatiran yang berlebihan. Biasanya tuduhan-tuduhan semacam ini dilontarkan oleh orang-orang yang tidak mengerti praktik ziarah kubur. Terutama sekali hal ini terkait dengan kondisi kemiskinan dan kesulitan ekonomi yang terus melilit masyarakat. ”Kalaupun ada yang masih menganggap berziarah kubur sebagai kemusyrikan karena dianggap meminta pertolongan kepada orang yang sudah mati, tentu saja menjadi tugas kita bersama untuk meluruskannya. Bukan malah manuduh dan memfonisnya sebagai musyrik,” tandasnya. Lebih jauh Arwani menuturkan, ziarah kubur adalah ibadah legal dalam Islam berdasarkan hadits shahih Riwayat Imam Bukhori, Tirmidzi, Nasa’i dan para perawi lainnya.

Terkait dengan kebiasaan mengunjungi makam leluhur pada waktu-waktu tertentu untuk menabur bunga dan berkirim doa, arwani menilainya sebagai tradisi positif masyarakat Muslim Nusantara. Namun demikian, bagi orang-orang yang berhalangan berziarah ke makam orang tua dan leluhurnya, tetap disunnahkan untuk mendoakan mereka dari tempatnya masing-masing. ”Doa yang dipanjatkan dan pahala yang dihadiahkan untuk orang tua dan para leluhur tetap dapat sampai, meskipun dipanjatkan dari tempat yang berbeda-beda. Tidak ada yang lebih cepat dan tidak ada yang lebih lambat,” pungkasnya. (NU)

Wednesday, September 10, 2008

Kalangan Muda NU Jepara Kembangkan Tradisi Menulis lewat Blog

Masyarakat Jepara, Jawa Tengah, selama ini dikenal dengan kemampuannya dalam seni ukir. Tapi, untuk urusan tradisi tulis-menulis, masyarakat di kota kelahiran tokoh emansipasi perempuan Indonesia, RA Kartini, ini bisa dibilang kurang. Salah satu sebabnya adalah belum adanya sebuah komunitas yang memprakarsai gerakan menulis serta mengorganisasi keberadaan penulis yang ada. Atas dasar itulah, sejumlah anak muda Nahdlatul Ulama (NU) kreatif di kota itu memprakarsai sebuah gerakan menulis. Target awalnya adalah membudayakan masyarakat setempat, utamanya kalangan pelajar, untuk menulis di media massa. Langkah awalnya, anak muda NU yang tergabung dalam Smart Institute Jepara itu menerbitkan media online, yakni blog (website/laman pribadi). Blog yang dapat diakses melalui domain: http://smartjepara.blogspot.com itu memuat banyak tulisan dari berbagai topik, sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainya.

Meski baru diluncurkan pada Juni lalu, media online itu sudah mendapat sambutan positif dari banyak kalangan, di antaranya pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum. Buktinya, banyak kiriman tulisan yang masuk ke redaksi. Zakki Amali, kontributor Smart Institute, mengakui fenomena sedikitnya para penulis di kota kelahirannya. “Masyarakat Jepara memang membaca surat kabar setiap harinya. Namun, penulis Jepara memang jarang ditemui, berbeda dengan daerah-daerah lain,” terangnya. Smart Institute, katanya, bisa menjadi wahana silaturrahmi penulis asli Jepara dari berbagai kalangan sekaligus penulis luar daerah.

Hal senada diungkapkan Mukodi, juga salah satu kontributor Smart Institute. Menurutnya, orang Jepara masih saja ‘jago kandang’, menulis hanya di media lokal Jepara, belum berani menulis di media luar. "Sudah saatnya penulis Jepara go national, agar tidak ketinggalan dengan daerah lain," ucap alumnus Program Pascasarjana Univeritas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, itu kepada kontributor NU Online, Syaiful Mustaqim, di Jepara, Selasa (9/9). M. Saifuddin Alia, konsultan Smart Institute Jepara, mengaku optimistis akan keberadaan para penulis di kotanya. Ia bertekat akan selalu menyemangati para penulis muda.

Mantan redaktur pelaksana majalah Maarif Pengurus Wilayah NU Jateng itu yakin bahwa Smart Institute nantinya bakal mencetak penulis-penulis yang andal. "Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit, bukankah filosofinya demikian?" ungkap aktivis Ikatan Pelajar NU Jateng itu. Rencananya, setelah Hari Raya Idul Fitri nanti, Smart Institute akan menggelar pertemuan para penulis di Jepara. Kegiatan itu sekaligus sebagai wahana tukar pengalaman antarpenulis. (NU)

Seruan Gus Dur Ditanggapi Beragam


Seruan Ketua Umum Dewan Syuro PKB Abdurahman Wahid (Gus Dur) yang meminta para pendukungnya mengepung kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) di wilayah masing-masing mendapatkan reaksi beragam dari berbagai kalangan. Ketua DPR Agung Laksono menilai seruan Gus Dur itu sangat tidak simpatik dan menciderai demokrasi. Aspirasi apapun harus disampaikan sesuai dengan aturan yang berlaku. “Itu aksi yang tidak simpatik dan bertentangan dengan demokrasi yang terus kita bangun,” kata Agung Laksono di sela-sela rapat paripurna Selasa (9/9) kemarin. Kalau memang ada yang merasa keberatan atau merasa dirugikan, kata Agung, mestinya jangan melakukan tindakan yang melanggar hukum karena justru akan merugikan diri sendiri dan juga masyarakat.

Atas ancaman itu, Agung tetap meminta KPU tidak terpengaruh dan terus bekerja sebagaimana yang telah menjadi keputusan. Dia juga berharap aparat keamanan tetap mewaspadai jangan sampai masalah ini benar-benar terjadi dan tanpa kendali, apalagi bila sampai mengganggu jalannya agenda nasional Pemilu. Sementara itu Ketua Umum Dewan Tanfidz PKB kubu Abdurahman Wahid, Ali Masykur Musa mengatakan bahwa seruan Gus Dur itu dilandasi rasa kesewenang-wenangan yang dilakukan KPU terhadap pihaknya. KPU dinilai telah menafsirkan aturan main secara sepihak. “Misalnya saja dalam penentuan caleg dari PKB, KPU menerima calon yang hanya direkomendasi Dewan Tanfidz pada hal aturan main yang berlaku di PKB selain Dewan Tanfidz juga Dewan Syuro,” tegasnya.

Tindakan ini, lanjut Ali, KPU sama saja sudah merampas otoritas yang dimiliki PKB sebagai partai. “Kalau kemudian kita melakukan aksi semata-mata menuntut hak, tapi kita tidak mendorong mereka melakukan tindakan anarkis.” Menkumham Andi Mattalata mempertanyakan rencana gugatan Gus Dur kepada dirinya. “Apa salah saya. Saya tidak pernah menolak pencalonan dirinya sebagai presiden. Saya juga tidak berwenang. Itu wilayah KPU.” Dia juga menilai tidak patut terhadap upaya mengepung KPU dan Depkumham. “Saya hanya berucap Astagfirullah. Gus Dur itu mantan presiden. Seharusnya, memberi contoh dan bukan sebaliknya.” (NU)

Israel Ancam Culik Ahmadinejad


Pemerintah Israel mengancam akan menculik Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Hal sama dilakukan Israel ketika menculik dan mengadili gembong Nazi Adolf Eichmenn pada 1960. Menteri Kabinet Israel Rafi Eitan mengungkapkan rencananya itu, Selasa (9/9), karena sakit hati dengan ancaman Ahmadinejad yang ingin menghabisi kaum Yahudi. "Manusia seperti Ahmadinejad yang akan melakukan pembantaian harus diadili. Dan semua opsi itu mungkin saja dilakukan," kata Eitan.

Ditanya apakah aksi penculikan bisa dilakukan, Eitan menjawab, "Ya. Segala cara untuk membawanya diadili adalah mungkin." Namun, ia buru-buru menegaskan, ini adalah pendapat pribadinya. Eitan yang kini berusia 81 tahun adalah salah satu agen Mossad yang menculik Eichmenn dari Argentina dan menggelandangnya ke Israel, 48 tahun silam. Eichmenn kemudian dieksekusi dan diadili karena melaksanakan perintah Adolf Hitler menumpas kaum Yahudi. (NU)

LDNU Prihatin Hiburan Ramadhan di TV


Sejumlah acara TV yang merupakan paket Ramadhan mengundang keprihatinan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) yang lebih banyak menonjolkan unsur hiburan dan melupakan makna Ramadhan sebagai bulan untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah. “Kita prihatin dengan maraknya acara TV yang malah membuat kita lupa untuk beribadah. Seharusnya puasa untuk meningkatkan kualitas iman kita kepada Allah, bukan malah bersenang-senang,” kata ketua LDNU KH Nuril Huda. Di waktu sahur, hampir semua stasiun TV menyiarkan acara lawak yang cenderung konyol, diselingi dengan kuis interaktif dengan pertanyaan-pertanyaan yang anak SD pun bisa menjawab. Ceramah agama diberikan dua atau tiga menit untuk menegaskan bahwa ini program Ramadhan.

Sementara itu, di siang hari, penonton juga disuguhi tayangan sinetron religi dengan cerita yang dangkal dan naïf. Dengan judul berbau islami dan tokoh yang menggunakan jilbab bagi yang perempuan dan baju koko bagi yang laki-laki. Tema cerita selalu menampilkan tokoh yang sangat jahat dan di sisi lain, ada tokoh yang sangat baik. Acara yang berbau rohani seperti ceramah agama hingga tablig akbar tetap ada, tetapi porsinya jauh lebih kecil dibandingkan dengan sinetron, variety show, komedi dan kuis. Dominasi acara hiburan dibandingkan dengan program yang lebih mendidik ini bisa dilihat, misalnya ANTV mengajak pemirsanya untuk tertawa tiada henti, dari pukul 17.00 hingga 22.00. Stasiun tersebut antara lain menawarkan program komedi Sambil Buka Yuk, Pas Ramadhan Dapat Berkah (Pasrah), Bajaj Bajuri, Cagur Naik Bajaj, dan Tawa Sutra XL.

Selanjutnya, Trans7 menyodorkan Empat Mata Sahur Seru yang diasuh oleh Tukul Arwana, turunan dari Empat Mata yang sukses sebelumnya. TV ini juga menyodorkan Komedi Lawak dan Musik Spesial Ramadhan. Trans TV antara lain menjual Saatnya Kita Sahur yang dbintangi pelawak Komeng, Adul, Tessy, Kiwil, dan sejumlah artis, seperi Desy Ratnasari dan Olga Syahputra. SCTV cenderung menjual sinetron sejak sahur hingga menjelang dini hari. Tahun ini, SCTV masih mengandalkan sinetron Para Pencari Tuhan. Tahun ini sinetron itu dibuatkan sekuelnya dengan judul Para Pencari Tuhan 2. Indosiar juga menjual sederet sinetron seperti Tasbih Cinta, Jihan, Syarifah, dan Muslimah. Ada yang ditayangkan pada jam sahur dan malam hari. Selain itu, Indosiar menjual acara variety show dan kuis.

Seperti tahun lalu, mungkin hanya MetroTV yang memilih menyajikan acara Ramadhan dengan kemasan "lebih serius", seperti talk show Hikmah Ramadhan, Tafsir Al Misbah, Ensiklopedi Islam, Sukses Syariah, dan lain-lain. (NU)
 
© 2009 :: Rio's Blog | Love Aswaja ::. All Rights Reserved | Powered by Blogger
Blogger Layout by psdvibe | Bloggerized By LawnyDesignz |Modern Home Design