Wednesday, November 05, 2008

Kajian Islam Jangan Keluar dari Tradisi Rasulullah


Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni menegaskan, suatu kajian Islam seharusnya selain memenuhi persyaratan akademik, juga tidak keluar dari tradisi pengamalan Islam yang memancar dari kehidupan Rasulullah. "Kajian Islam mestilah memenuhi persyaratan akademik dan tidak keluar dari tradisi pengamalan Islam yang memancar dari kehidupan Rasulullah serta para pendahulu yang saleh," kata Menag saat memberi sambutan pada pembukaan Annual Conference on Islamic Studies VIII di Palembang, Senin malam, yang dikutip dari siaran pers Depag, Selasa. Dikatakan Menag, dalam acara yang dihadiri Gubernur Sumsel Mahyudin NS, Rektor IAIN Raden Fatah Afiatun Mochtar dan Dirjen Pendidikan Islam Mohammad Ali itu, saat ini terlihat ada dua sikap ekstrim dalam pengamalan Islam.

Di satu pihak, terdapat pengamalan yang didasari pemahaman yang sangat bebas terhadap Islam. Di pihak lain, terdapat pengamalan yang didasarkan atas emosi keagamaan dan kepatuhan kepada tokoh agama. Perguruan tinggi agama Islam (PTAI), ujarnya, semestinya dapat meluruskan kedua kecenderungan yang berseberangan ini. Caranya adalah menemukan rumusan ajaran Islam yang didasari pada pertimbangan nalar yang cukup, sekaligus dibangun di atas jatidiri keislaman yang tidak menyimpang dari kebenaran.

Kebebasan dalam melakukan pengkajian dan keterbukaan terhadap temuan-temuan baru, kata Menag, tidak dapat dilepaskan dari kerja akademik yang dibatasi oleh tanggung jawab PTAI terhadap umat Islam. "PTAI merupakan sarana untuk mempersiapkan generasi muda Islam dalam memasuki kehidupan modern agar tidak kehilangan arah," kata Menag. Dia berharap, melalui konferensi ini lahir gagasan-gagasan penting tentang kajian Islam yang benar-benar meningkatkan daya saing bangsa dan tidak memunculkan masalah, misalnya konflik internal agama yang mungkin akan membuat bangsa ini terpecah-belah dan tak mampu bersaing.

Menurut Menag, kajian terhadap Islam perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap Islam itu sendiri, termasuk menggali nilai-nilai Islam untuk meneguhkan kepribadian muslim di tengah-tengah membanjirnya berbagai keyakinan, ideologi, dan aliran baru. Kajian Islam juga bertujuan, kata Menag, untuk memperbaiki metode penyampaian pesan-pesan Islam, terutama dalam keadaan yang terus berubah. "Masih banyak dari ajaran Islam yang memerlukan cara baru dalam penyampaiannya sehingga dapat dimengerti oleh orang yang mendengar dan membacanya," katanya. (NU Online)

No response to “Kajian Islam Jangan Keluar dari Tradisi Rasulullah”

 
© 2009 :: Rio's Blog | Love Aswaja ::. All Rights Reserved | Powered by Blogger
Blogger Layout by psdvibe | Bloggerized By LawnyDesignz |Modern Home Design