"Selain itu, ada publikasi internasional sebanyak dua paper per staf per tahun, jumlah mahasiswa pascasarjana 40 persen dari total populasi mahasiswa (student body), " ujarnya. Lebih lanjut Maftuh menjelaskan, selain rintisan perguruan tinggi bertaraf internasional di beberapa tempat, pihaknya juga sudah mulai merintis penyelenggaraan Madrasah Aliyah Bertaraf Internasional yang direncanakan akan diselenggarakan di Yogyakarta, Makassar, Kalimantan Timur, Dumai, Banyu Asin Palembang dan Batam.
Menag menyatakan, gagasan ini pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari sejarah panjang perjuangan para cerdik-pandai kita pada masa lalu. Karya-karya monumental mereka telah ditulis dengan "tinta emas." Ia berharap, dari penyelenggaraan seminar Internasional Jaringan Pendidikan yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi Islam dapat menghasilkan sesuatu dan merupakan spirit kebangkitan baru intelektual di kawasan Asia Tenggara. Pada acara seminar tersebut juga menghadirkan pembicara Guru Besar Universitas Selanggor Malaysia dan Penanggung Jawab Pengembangan Bioteknologi Selanggor, Malaysia Prof Dr Abdullatif Ibrahim.
No response to “Perguruan Tinggi Islam Harus Menjadi Pusat Studi Internasional”
Post a Comment